Friday, June 27, 2014

A Mind

Baru dua hari kemarin teringat suatu artikel yang dulu pernah dibaca. Artikel itu mengatakan ketika seseorang sakit raut wajahnya akan tampak lebih kusam, bibir pucat, seolah-olah aura yang biasanya tampak berseri padam. Para malaikat utusan Tuhan mengambilnya beserta beban dosa pada manusia yang sedang diberi ujian berupa sakit. Ketika manusia itu sembuh dari sakitnya dan malaikat hendak mengembalikan dosa pada manusia tersebut. Seketika itu Tuhan Yang Maha Pemurah menahan, karena malaikat terheran kemudian Tuhan menjawab dengan penuh kasih. Ternyata Tuhan telah mengganti rasa sakit yang dirasakan manusia dengan menukar dosa-dosa yang ada dalam dirinya. Betapa Tuhan menyayangi umat-Nya bukan?
Lalu aku baru menyadari bahwa hampir satu semester diri ini selalu dalam keadaan sehat.
Tanpa diundang, munculah pemikiran "Apakah Tuhan tidak mengampuni dosaku sehingga tidak memberi sakit?"
Tak lama setelahnya badan bereaksi tidak seperti biasanya. Tenggorokan sulit untuk menelan, hidung gatal ingin terus bersin, mata berair, hidung mulai bampet. Pertanda apa ini?
Ya itu tanda-tanda flu.
See, how fast God answer ur wish!
Ternyata pikiranku ini begituu konyol mempertanyakan kenapa Tuhan tidak memberikan sakit padaku.
Apakah hanya dengan cara sakit dosamu terhapus? Tidak.
Apakah dengan tidak diberi sakit kemudian kau meminta sakit dan tidak bersyukur dengan kesehatan yang telah Tuhan berikan? Jelas tidak.
Dengan doa, kau bisa mohon ampun atas dosamu. Karena hakekat manusia memang tak akan pernah bisa lepas dari yang namanya dosa sejauh apa pun kau menghindar. Maka teruslah berdoa tanpa berhenti bersyukur atas segala nikmat yang telah Tuhan berikan.
Kemudian apa salah satu nikmat-Nya yang ada dalam dirimu?
mmm let me give a clue, you have 4 alphabets in one word.
B_ _ _n ?
?
Yea, that's brain.
Kegunaan dari otak sendiri adalah berpikir.
Penjabaran cerita di atas sedikit banyak sudah menggambarkan apa sebenarnya fungsi otak...inti besarnya, karena berhati-hati dalam berpikir merupakan hal penting.
Itulah sebabnya mengapa kita sebagai manusia yang memiliki darajat tertinggi dibanding makhluk ciptaan Tuhan lainnya seharusnya mampu berkipir positif dalam hidup.
Sebab apa yang kau pikirkan adalah apa yang akan menjemput langkahmu di depan...=)


Sunday, June 15, 2014

No Invitation for Rain

 Ini hari Minggu, apa yang ditunggu oleh seorang mahasiswi deadliner bergolongan darah B dengan nama Chandra Gupyta ketika sedang didera tugas?  Pertama secara realita, pulang bertemu orang tua tercinta melepas rindu jelas tak mungkin. Sebentar lagi liburan semester genap yang lamanya dua bulan hampir tiba. Sayang rasanya jika menuruti hawa nafsu untuk mudik, sisa uang masih bisa dialokasikan untuk keperluan yang lebih penting dan mendesak. Kedua menghabiskan waktu bersama pasangan tersayang bukan kondisi yang memungkinkan untuk dilakukan karena esoknya adalah musim ujian. Ketiga sahabat terkasih, mereka pun sedang family time di kampung halaman masing-masing. Jalan-jalan sendiri? well, i'm not in a good mood for doing that. 

Alternatif terakhir pun muncul di kepala ketika melihat secuil kertas hijau di laci kecil. Ahaa  mungkin Dewi Fortuna sedang berpihak padaku dalam bentuk lain, tahu apa yang aku dapat? Masih ada sisa 1 voucher makan di Food Park UGM! Dari mana datangnya jelas we not take anything for granted kan. Awalnya ada dua lembar sobekan hijau di genggamanku, yang pertama hasil hibah dari sahabatku Diar dan yang satunya lagi baru diambil hari Jum'at kemarin di ECC (Engineering Career Center) UGM setelah berburu waktu dengan rapat dadakan Akprof. Meski harus tanya-tanya sampe tiga kali  di tengah terik mentari tapi semua itu gak mengalahkan rasa excited yang begitu membara  (evil laugh). Karena jujur aja, jarang-jarang dapet hadiah gini eh pas asal tweet dan iseng jawab kuis ECC gak tahunya dapet =D

     `Selesai nyicil satu tugas berderet, glesar-glesor di kamar dan solat akhirnya bertekad bulat untuk mandi dulu sebelum pergi buat memanfaatkan tiket gratis. Dan bammm! Jam 16.10 sudah bertengger dengan manis di kursi Food Park.Gak butuh waktu lama sih buat milih menu mana yang jadi incaran. Manggil mas-nya (mas Food Park i mean), dengan mantab meminang nasi goreng rujak jamur sebagai menu utama, milk shake strawberry, dan french fries sebagai ganti lunch yang terlambat. 

Sembari menunggu dibukalah si Papo (nama lepi, kepanjangan dari Papoy Toshiba) dan buku Half Full Half Empty. Mungkin suatu hal otomatis anak jaman abad 21 begitu buka leptop, online, dan update status isinya kebanyakan lagi apa dan di mana. Eh, gak berhenti sampai di situ ternyata, jemari dan pandangan mata pun seakan gak bisa lepas dari layar habis liat fenomena hujan. Kenapa fenomena? Ya karena hujannya  gak datang di waktu yang lumrah (waktu sewajarnya). Tiba-tiba jadi mellow berceloteh di socmed tentang hujan, pikiran melayang jauh entah kemana meninggalkan buku yang awalnya berencana untuk dibaca ulang. Suasananya sangat mendukung, mm gimana menggambarkannya? Dengan kondisi Food Park yang dikelilingi pohon, tanaman, dan nuansa interior kayu disusul gemuruh hujan yang kian deras serta bau tanah. Kurang sentuhan love song sebenarnya tapi tak apa lah toh itu sudah cukup romantis untuk daku yang datang hanya membawa diri xoxo

Prioritas pun teralihkan kembali sebab pesanan sudah tersedia di depan mata. Sengaja nasi goreng aku makan dengan pelan biar bisa lebih lama menatap hujan. Sayangnya strategi itu gak bertahan ujung-ujungnya tetap cepat habis entah makan, minum atau camilannya can't ignore that i'm a tachyphagia (like rapid eating) emang. 

Ya setidaknya ada lebih dari satu hal yang di dapat dari perenungan singkat selama makan. Ternyata hujan masih menjadi hal favorit. Ternyata hujan masih mampu menyadarkan diri yang telah lama berhibernasi dari indahya dunia kata. Ternyata hujan mampu menggugah hasrat para jemari cilik ini untuk kembali beraksi di atas keyboard. Hei kau tahu aku menulis artikel ini saja sudah menghabiskan waktu kurang lebih satu jam, betapa bobroknya jemari ini kawan xaxa. Mmm no invitation for ya rain, meski  datang di musim yang tak menentu akibat global warming, aku hanya menyimpulkan mungkin ia merindukan bumi. 

Terimakasih sudah menemani fluktuasi hidupku, terimakasih sudah datang menjengukku meski sesaat. Hmm maafkan aku karena memilih mendedikasikan tulisan pertamaku di blog ini bukan kepadamu hujan. Tapi teruntuk Sang Pencipta-mu, terimakasih untuk paket lengkap kebahagiaannya semoga ke depan diri ini  bisa menjadi pribadi yang semakin lebih baik. Biarkan lah satu tugas lagi tertunda yang penting hati lega...

 Pelajaran hari ini...aku akan meralat kalimatku di atas. Ternyata aku tidak menunda satu pun tugas, aku bahkan baru saja menyelesaikan satu tugas besar dalam diriku yaitu lebih mengenali siapa aku. Hmmm yak selamat malam semua, selamat beristirahat. . . =D